Rabu, 05 November 2008

Melawan Kedzholiman Tirani Minoritas


"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (At Taubah: 32-33).


Mengapa ayat ini perlu saya kutip dalam pembelaan ini...? Sebab ayat ini sangat relevan dengan sebab musabab dan latar belakang yang membuat saya sampai harus diadili di ruang sidang ini. Paling tidak dapat kita identifikasi dari terjemahan ayat tersebut di atas yaitu:


  1. Adanya segelintir orang yang berkehendak untuk memadamkan cahaya (agama) Allah dengan ucapan-ucapan mereka.
  2. Bahwa Allah telah mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar.
  3. Bahwa janji Allah untuk memenangkan Agama Islam di atas segala agama.


Kelompok orang atau manusia yang berkehendak untuk memadamkan cahaya agama Allah tersebut adalah orang orang yang berkata ”Uzair putra Allah”, ”Al-Masih putra Allah”, kelompok ini juga menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah. Kelompok ini hingga saat ini masih terus beroperasi dan terus mengucapkan perkataan-perkataan dzalim tersebut dengan tujuan untuk menyesatkan manusia. Dalam kondisi sekarang mereka adalah mereka yang mempertuhankan akal, pikiran dan hawa nafsu mereka, orang-orang yang mempertuhankan harta benda, orang-orang yang mempertuhankan pangkat dan jabatan, orang-orang yang mempertuhankan kebebasan tanpa batas dan orang-orang yang menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sama dengan ketauhidan dan keesaan Allah, Mirza Ghulam Ahmad sebagai Al Masih Ibnu Maryam, Mirza Ghulam Ahmad menyatu dengan Allah dan Mirza Ghulam Ahmad menjelma menjadi Allah, Mirza Ghulam Ahmad sebagai pencipta langit dan bumi, Mirza Ghulam Ahmad sama dengan anak Allah.


Alquran diturunkan untuk menjadi petunjuk. Kitab tersebut adalah sumber kebenaran. Karena itu kebenaran bukanlah ditentukan oleh nilai-nilai yang dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Kebenaran bukanlah ditentukan berdasarkan tata nilai yang dihasilkan dari perilaku yang ajeg sebagaimana teori yang dikembangkan oleh Hans Kelsen atau Purnadi Purbacaraka. Ukuran dan parameter kebenaran adalah harus didasarkan atas petunjuk yang ada di dalam Alquran semata. Maka ketika manusia berupaya untuk menentukan sendiri mengenai tata nilai kebenaran berdasarkan akal pikiran yang sangat terbatas itu, maka ketika itu pula bibit-bibit ketersesatan, kedzoliman dan kejahiliyaan mulai tertancap dalam kehidupan manusia. Maka ketika itu juga manusia akan menjadi hamba dari akal pikirannya, akan menjadi hamba dari harta bendanya, akan menjadi hamba dari pangkat dan jabatannya dan akan menjadi hamba dari mahluk ciptaan Allah yaitu manusia lainnya.

Inilah yang saat ini tengah dilakukan oleh kelompok Ahmadiyah dan segelintir orang yang tergabung dalam AKKBB dengan dukungan negara-negara kuffar. Mereka telah menempatkan akal mereka sebagai Tuhan Bagi kalangan mereka, mereka sedang memaksakan sistem kehidupan sekuler liberal menjadi sistem kehidupan umat Islam.


Namun umat Islam tidaklah berdiam diri begitu saja menghadapi serbuan faham, pemikiran ataupun sistem yang dipaksakan oleh segelintir orang tersebut. Pada titik inilah terjadi pertempuran abadi sepanjang masa hingga Allah memenuhi janji-Nya tersebut. Janji Allah untuk memenangkan agama Islam di atas segala agama dan mengalahkan kaum kuffar tersebut haruslah didapatkan dengan ikhtiar oleh kaum muslimin. Janji tersebut tidak akan datang begitu saja tanpa adanya ikhtiar yang sungguh-sungguh dari kaum muslimin. Janji Allah adalah PASTI bagi orang-orang mukmin.


Hanya saja kemenangan itu belum menunjukkan hasil. Kegagalan berbagai macam upaya untuk membangkitkan kaum Muslimin, dapat dikembalikan pada tiga hal: pertama, tidak adanya pemahaman yang mendalam mengenai fikrah Islamiyah (pemikiran dan faham) di kalangan para aktivis kebangkitan Islam; kedua, tidak adanya gambaran yang jelas mengenai thariqah Islamiyah (metoda dan sistem pelaksanaan) dalam menerapkan fikrah; dan yang ketiga, tidak adanya usaha untuk menjalin fikrah Islamiyah dengan thariqah Islamiyah sebagai satu hubungan yang solid yang tidak mungkin terpisahkan.


Antek Amerika


Agenda yang sesungguhnya yang dilakukan oleh gerombolan AKKBB sangat terkait erat dengan kebijakan Pemerintah Amerika Serikat. Adapun kebijakan Pemerintah AS ini dilakukan dengan mengadopsi dokumen dari sebuah lembaga yang dikendalikan oleh kaum Zionist.

Dokumen Resmi berjudul CIVIL DEMOCRATIC ISLAM : Partners, Resources and Strategies, (2003) RAND Corporation, sebuah Pusat Penelitian & Pengkajian Strategi tentang Islam & Timur Tengah, yang berpusat di Santa Monica California dan Arington Virginia, di USA, atas biaya Smith Richardson Foundation. Rand Corporation yang dulunya adalah perusahaan persenjataan Douglas Aircraft Company di Santa Monica-California didirikan setelah berakhirnya perang dunia ke-2. Dokumen tersebut merupakan Evaluasi Komprehensif terhadap langkah-langkah Amerika Serikat & sekutunya di Dunia Islam selama ini, sekaligus merupakan pemetaan kekuatan Islam dan rencana rencana penciptaan konflik ke depan di tengah masyarakat Islam untuk Program Konspirasi Pecah Belah yang sempurna. Pada tahun 2007, RAND CORP., kembali menerbitkan dokumen dengan judul Building Moderate Muslim Networks, yang juga atas bantuan Lembaga Donasi yang sama pula. Dokumen terakhir ini memuat langkah-langkah strategis untuk membangun Jaringan Muslim Moderate yang Pro Barat di seluruh Dunia Islam. Kedua lembaga ini berafiliasi dengan gerakan Zionisme Internasional dimana para personilnya adalah bagian dari gerakan bawah tanah Freemasonry-Illuminati, sekte yahudi yang berpegang pada kitab Talmud.


Guna menghadapi kekuatan para pengikut iblis tersebut maka Allah telah memberikan petunjuk sebagaimana yang ada dalam Al Quran :


”Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, Maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, Karena Sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.” ; (At Taubah : 12)


Tapi sungguh sangat disayangkan, jangankan TIRANI MINORITAS mengumandangkan perang terhadap orang-orang yang mencerca agama Allah tersebut, bahkan negara ini dan para pemimpinnya justru menangkap dan memenjarakan orang-orang yang sedang berjuang membela Agama Allah dari cercaan kaum kuffar dan munafiquun. Mereka ini sesungguhnya hanyalah segelintir kecil manusia, akan tetapi karena mendapat dukungan dana yang luar biasa dari negara-negara kuffar dan penguasaan atas jaringan media massa, maka seakan-akan mereka ini adalah kelompok mayoritas yang merepresentasikan masyarakat Indonesia.

Mereka inilah yang saya sebut sebagai yang tengah memaksakan pemikiran mereka, faham mereka dan sistem kehidupan mereka melalui kendali dan kontrol atas arus informasi dan penguasaan atas lembaga-lembaga negara.

Dalam setting besar dan frame sosial politik seperti inilah proses hukum dan persidangan terhadap diri saya bersama Ustadz Habib Muhammad Rizieq Syihab dan kawan-kawan dilakukan. TIRANI MINORITAS inilah yang saat ini tengah memainkan pion-pion penguasa boneka mereka untuk menuntut penjara 2 tahun terhadap diri saya dan Al Ustadz Habib Muhammad Rizieq Syihab yang mereka tuduh terlibat dalam insiden Monas yang faktanya hanyalah sebuah peristiwa yang tidak lebih besar dari tawuran anak-anak sekolah yang sering terjadi di Jakarta.


(Kutipan pledoi ini disampaikan Munarman pada Persidangan kasus insiden Monas di PN Jakpus tanggal 20 Oktober 2008).